RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Gubernur Riau Terpilih yang juga Bupati Kabupaten Siak H Syamsuar menghadiri Pelantikan Pengurus Ikatan Alumni (IKA) Teknik Sipil Universitas Islam Riau di Aula Fakultas Ekonomi Kampus UIR Pekanbar, Sabtu (1/12/2018) siang.
Pelantikan dilakukan Dekan Fakultas Teknik Ir Abdul Kudus Zaini yang diawali pembacaan Surat Keputusan oleh Wakil Dekan III Ir Syawaldi. Mereka yang dilantik antara lain, Ketua Umum Ikhsan ST MT, Ketua Harian Dedy Zulheri ST MT, Sekretaris Umum Pahrizal ST, Wakil Sekretaris Umum David Fernando ST, Bendahara Uum Rully Fitralistiady ST, Wabendum Anasri ST, Wakil Ketua I Syafrullah ST, Waketua II Marhendri ST, Waketua III Sondra Raharja ST MT, Waketua IV Faizak Eriza ST dan Waketua V Beni Afrianto ST. Kepengurusan juga dilengkapi dengan bidang-bidang.
Dalam sambutannya, Syamsuar banyak bercerita tentang perubahan pembangunan setelah otonomi daerah. Awalnya, kata Syamsuar, banyak pihak yang skeptis bahwa otonomi di Indonesia gagal. Malah dituding menimbulkan raja-raja kecil di daerah. Salah satu tudingan itu datang dari Prof Dr R Siti Zuhro, MA.
"Di periode awal saya menjabat Bupati Siak, saya mengikuti pendidikan kepemimpinan selama 21 hari di Bogor. Salah satu pembicaranya bu Siti Zuhro. Bu Siti menyatakan, otonomi daerah gagal dan hanya melahirkan raja-raja kecil,’’ ujar Syamsuar mengingat cerita itu.
Namun, setelah Siti Zuhro datang ke Siak dan melihat langsung hasil-hasil pembangunan, ia baru kaget. Kemudian menyataan bahwa ternyata setelah otonomi Siak berkembang pesat.
Siak, kata Syamsuar, dahulunya memang daerah tertinggal dan masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskian.
"Infrastruktur kita, terutama jalan, jauh dibandingkan daerah-daerah lain. Jalan berminyak dan bertanah. Kalau hujan licin, kalau panas berdebu. Tapi setelah otonomi, jalan-jalan dapat kita bangun. Begitu pun jembatan. Lihatnya, misalnya, di Siak Sri Indrapura. Jembatannya megah dan dibangun melalui APBD Siak tanpa bantuan APBN. Banyak lagi jembatan lain yang dibangun pemerintah daerah termasuk di Inhil, daerah seribu parit yang memiliki banyak jembatan," bebernya.
Syamsuar mengajak alumni Fakultas Teknik Sipil UIR mampu berkompetisi. Menguasai tidak hanya bidang sipil, melainkan memiliki nilai lebih dari disiplin ilmunya. Sampai kapan pun sarjana teknik sipil tetap dibutuhkan oleh daerah seiring dengan meningkatkan kebutuhan pembangunan.
"Kita harus bangun jalan dan jembatan yang berkualitas, dan untuk itu kita butuh ahli-ahli sipil yang mampu melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,’’ ujar Syamsuar.
Di luar itu, Riau juga memerlukan ahli geologi, planologi dan perkembunan. Sebab Riau mempunyai potensi sumberdaya alam yang besar. Lahan sawit di Riau terluas di Indonesia, kita juga menyimpan potensi gambut yang besar.
"Potensi ini harus diolah oleh mereka yang ahli di bidangnya. Sayangnya mengapa anak-anak kita justru belajar geologi dan gambut, belajar bagaimana mendeteksi gempa bumi di Pulau Jawa. Saya maunya mereka belajar di Universitas Islam Riau. Tolong Pak Rektor kita pikirkan bersama-sama masalah ini," tukas Syamsuar berpesan kepada Rektor UIR Prof Syafrinaldi.
Rektor Syafrinaldi menyambut baik terbentuknya Pengurus IKA Teknik Sipil. Peran alumni, menurut Rektor, tak bisa diabaikan begitu saja. Bahkan menjadi bagian penting dalam penilaian akreditasi prodi maupun institusi.
"Saya berpesan kepada para alumni supaya menata kegiatan sebaik-baiknya agar kegiatan tersebut dapat menunjang proses peningkatan akreditasi," tegas Rektor.